Intan Jaya - Keamanan di Intan Jaya kembali dikhawatirkan setelah terungkap bahwa Organisasi Papua Merdeka (OPM) menggunakan pelajar dan pemuda sebagai mata-mata dan penyerang. Informasi ini berasal dari Wenis Sani, seorang pelajar yang ditangkap oleh Satgas Yonif 509 Kostrad saat mengintai pos mereka.
Wenis, yang masih bersekolah, mengaku dipaksa oleh OPM untuk memantau dan melaporkan aktivitas aparat keamanan. Tindakan ini menunjukkan betapa seriusnya OPM dalam melibatkan anak-anak dalam aksi-aksi kekerasan.
Baca juga:
PENDIM.ID: Serbuan Informasi dan Anti Hoaks
|
Setelah diinterogasi, Wenis diserahkan kembali kepada gurunya, yang juga kepala asrama tempat tinggalnya. Dalam sebuah pernyataan, Wenis bersumpah untuk tidak kembali terlibat dengan OPM atau kegiatan yang mengancam keselamatannya.
Letkol Inf Dian D Setyadi, Dansatgas Yonif 509 Kostrad, menekankan pentingnya melindungi generasi muda dari pengaruh buruk. "Kami prihatin dengan keterlibatan anak-anak dalam konflik ini. Harapan kami adalah Wenis dapat kembali fokus pada pendidikannya, " ujarnya kepada awak media ini, Selasa (15/10/2024).
Satgas Yonif 509 Kostrad berharap langkah rehabilitasi ini bisa menjadi contoh bagi pelajar lain yang mungkin terjebak dalam pengaruh OPM. Mereka juga terus berkoordinasi dengan aparat pendidikan setempat untuk melindungi anak-anak dari eksploitasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga anak-anak dari keterlibatan dalam konflik.
Kejadian ini menyoroti tantangan besar yang dihadapi aparat keamanan di Papua, di mana OPM tidak hanya mengancam keamanan, tetapi juga merusak masa depan generasi muda. Dengan upaya bersama, diharapkan anak-anak di Intan Jaya bisa tumbuh dan berkembang tanpa pengaruh negatif.